Diskusi Keempat tentang "Honai atau Rumah adat"

Media-Lanikume:Diskusi di Honai Wamena Salatiga, 09 Juni 2020
RUMAH ADAT ORANG BALIM ADALAH HONAI

Bagian I
PENDAHULUAN

A.Rumah Adat Orang Balim Merupakan Honai
Orang balim mempunyai tiga honai yaitu: honai laki-laki ( mbilamo/pilamo), Honai
perempuan( Ebe’ai) dan Honai Dapur dengan Kandang ternak(wam ai). Orang balim adalah
orang 2 teknologi canggih dimuka bumi ini. Honai laki 2 untuk semua laki 2 desawa dan pemuda
untuk berdiskusi, berdemokrasi, berdialog, dan berdebat tentang perang, kemajuan ekonomi,
keamanan daerah, membagi pengalaman dan memikirkan keseimbangan hidup dan banyak
hal lain lagi. Dalam kesempatan itu pendidikan berlangsung bagi laki-laki muda.
Honai laki 2 biasanya mempunyai dua pintu utama. Yaitu untuk keamanan jika ada
serangan datang. Honai laki-laki terdiri dari beberapa sebutan yaitu 1.( mbilamo wusama)
artinya honai yang sakral dan dilarang keras ditempati oleh orang-orang tertentu. 2, (mbilamo
wim aila) artinya honai kusus untuk membicarakan tentang perang. 3,( mbilamo wam aila)
artinya honai untuk membahas masalah ekonomi.
B. Honai Perempuan ( Ebe’ai)
Ebe’ai adalah honai khusus ibu-ibu dan anak perempuan. Dalam ebe’ai ini proses
pendidikan berlangsung secara terus-menerus untuk anak 2 perempuan. Dalam honai ibu-ibu
selalu mengajarkan hal-hal khusus yang akan dihadapi oleh anak perempuan setelah saatnya
untuk menikah atau kawin.
C. Honai (kandang Ternak) dan Dapur ( Honela wam ai)
Honela adalah dapur untuk tempat ibu-ibu memasak dan membakar ubi.

Bagian II
PEMBAHASAN

A. Orang Balim cara untuk membenggung Honai dan Bahan-bahannya
Orang balim tidak pernah membangun honai di sembarang tempat atau tempat
terlarang. Artinya daerah rawan longsor, daerah berkebun, daerah hutan lindung, atau tempat 2
yang dilarang untuk membangun rumah.

a. Bentuk Honai
Bentuk Honai yang bulat tersebut dirancang untuk menghindari cuaca dingin ataupun karena
tiupan angin yang kencang sehingga rumah yang sederhana ini dapat bertahan bertahun-tahun
lamanya.

b. Atap Honai
Honai memiliki bentuk atap bulat kerucut. Bentuk atap ini berfungsi untuk melindungi
seluruh permukaan dinding agar tidak mengenai dinding ketika hujan turun.
Atap honai terbuat dari susunan lingkaran-lingkaran besar yang terbuat dari kayu buah
sedang yang dibakar di tanah dan diikat menjadi satu di bagian atas sehingga membentuk
dome. Empat pohon muda juga diikat di tingkat paling atas dan vertikal membentuk persegi
kecil untuk perapian.
Penutup atap terbuat dari jerami yang diikat di luar kubah. Lapisan jerami yang tebal
membentuk atap dome, bertujuan menghangatan ruangan di malam hari. Jerami cocok
digunakan untuk daerah yang beriklim dingin. Karena jerami ringan dan lentur memudahkan
suku Dani membuat atap serta jerami mampu menyerap goncangan gempa, sehingga apabila
terjadi gempa,sangat kecil kemungkinan rumah Honai akan roboh.

c. Dinding & Bukaan
Honai mempunyai pintu kecil dan jendela-jendela yang kecil. Jendela-jendela ini berfungsi
memancarkan sinar ke dalam ruangan tertutup itu. Ada pula Honai yang tidak memiliki
jendela, Honai tanpa jendela pada umumnya dipergunakan untuk kaum ibu/perempuan.
Jika Anda masuk ke dalam honai ini, maka di dalam cukup dingin dan gelap karena tidak
terdapat jendela dan hanya ada satu pintu. Pintunya begitu pendek sehingga harus menunduk
jika akan masuk ke rumah Honai. Di malam hari menggunakan penerangan kayu bakar di
dalam Honai dengan menggali tanah di dalamnya sebagai tungku, selain menerangi bara api
juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh.

d. Ketinggian- ukuran
Rumah Honai mempunyai tinggi 2,5-5 meter dengan diameter 4-6 meter. Rumah Honai
ditinggali oleh 5-10 orang dan rumah ini biasanya dibagi menjadi 3 bangunan terpisah. Satu
bangunan digunakan untuk tempat beristirahat (tidur). Bangunan kedua untuk tempat makan
bersama dimana biasanya mereka makan beramai-ramai Rumah Honai juga biasanya terbagi
menjadi 2 tingkat. Lantai dasar dan lantai satu di hubungkan dengan tangga yang terbuat dari
bambu/kayu. Biasanya pria tidur melingkar di lantai dasar, dengan kepala di tengah dan kaki
di pinggir luarnya, demikian juga cara tidur para wanita di lantai satu. Dalam peraturan adat
Honai, pria dan wanita (termasuk anak-anak) tidak boleh tidur disatu tempat secara
bersamaan hukumnya tabu.

B.Bahan Pembuat
Kebiasaaan dari suku atau orang Dani dan Yali dalam membangun Honai yaitu mereka
mencari kayu yang memang kuat dan dapat bertahan dalam waktu yang lama atau bertahun-
tahun bahkan sampai ratusan tahun. Bahan yang digunakan sebagai berikut:
 Kayu besi (oopihr) digunakan sebagai tiang penyangga bagian tengah Rumah Honai
 Kayu buah besar
 Kayu batu yang paling besar
 Kayu buah sedang
 Jagat (mbore/pinde)
 Tali
 Alang-alang
 Papan yang dikupas
 Papan alas dll.
Kapak batu adalah harta yang sangat berharga bagi orang balim. Kapak tersebut dibuat dari
batu khusus yang harganya mahal. Batu ini digunakan untuk menebang kayu yang besar
maupun kecil.

C. Fungsi Honai( silimo)
Rumah Honai mempunyai fungsi antara lain:
 Sebagai tempat tinggal
 Tempat menyimpan alat-alat perang
 Tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki agar bisa menjadi orang berguna
pada masa depan
 Tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi perang agar dapat berhasil dalam
pertempuran atau perang
 Tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat orang Dani yang sudah ditekuni
sejak dulu
Fungsi utama dari organisasi sosial ini adalah sebagai aliansi untuk keperluan perang,
kesatuan adat yang besar seperti pesta babi. Setiap klan besar selalu memiliki honai adat.
Suku Dani dipimpin oleh seorang kepala suku besar yang disebut Ap Kain yang
memimpin desa adat watlangka. Selain itu ada 3 kepala suku yang posisinya berada dibawah
Ap kain yang memerankan perannya masing-masing & ndash; sendiri, mereka adalah:

1.     Ap Menteg yaitu kepala suku perang yang memimpin desa adat Silimo Mebel. Di
Silimo inilah disimpan benda-benda perang dan perdamaian.
2.    Ap Horeg yaitu kepala suku kesuburan yang meimpin desa adat Silimo Logo. Di
silimo inilah disimpan benda-benda kesuburan.
3.    Ap Ubalik yaitu kepala suku adat penyembuhan yang memimpin desa adat Silimo
Dabi. Di Silimo inilah disimpan benda-benda adat.
Tugas mereka adalah mengurus perawatan kebun dan binatang ternak babi. Selain itu
juga menjadi penengah sekaligus hakim ketika terjadi perselisihan antar Suku Dani. Silimo
biasa yang dihuni oleh masyarakat biasa, dikepalai oleh Ap Waregma. Dalam masyarakat
Suku Dani istilah Ap kain untuk pria yang berarti kuat, pandai dan terhormat.
Pada tingkat uma, pemimpinnya adalah laki-laki yang sudah tua, tetapi masih mampu
mengatur urusan dalam satu halaman rumah tangga maupun kampungnya. Urusan tersebut
antara lain pemeliharaan kebun dan Bayi serta melerai pertengkaran.
Pemimpin federasi berwenang untuk memberi tanda dimulainya perang atau pesta
lain. Pertempuran dipimpin untuk para win metek. Meskipun dipilih melalui jalur keturunan,
ketua suku yang terpilih harus memenuhi beberapa syarat, syarat menjadi pemimpin
masyarakat Suku Dani antara lain: pandai bercocok tanam, bersifat ramah dan murah hati,
pandai berburu, memiliki kekuatan fisik dan keberanian, pandai berdiplomasi, dan pandai
berperang.

D. Filosofi Honai
Filosofi bangunan Honai yang bentuknya bulat melingkar adalah:

 Dengan kesatuan dan persatuan yang paling tinggi kita mempertahankan budaya yang
telah diperthankan oleh nene moyang kita dari dulu hingga saat ini.
 Dengan tinggal dalam satu honai maka kita sehati, sepikiran dan satu tujuan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.
 Honai merupakan simbol dari kepribadian.

Bagian III
PENUTUP

E. Kesimpulan
Jagalah Mama dan Rumah Kami Orang Balim.
Topik diskusi yang dibahas secara singkat ini dapat menggambarkan bahwa orang-
orang balim adalah orang-orang pintar yang sejak duluh kala tela berdiri atas kaki sendiri.
Orang balim adalah orang-orang otonom,merdeka, independen, dan tidak pernah diatur oleh
orang lain. Karena orang balim adalah pemilik ahli waris, penerus, dan penjaga tanah dan
mereka adalah tuan tanah. Atas dasar pangilan suci dan mulia serta janji-janji dari Allah-
Alam Semesta kepada leluhur dan nenek moyang kami , kami menjaga rumah dengan cara kita sendiri, mama
kami, tanah kami dan hidup kami.


Penulis: Ruben Entama

Pucblisher  & Editor: Tales L.
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar